Senin, 03 Januari 2011

HATI-HATI DENGAN PEMBALUT & TIPS MENJAGA ORGAN KEWANITAAN


Hm...Seremmm ... Kawan-kawan wanita , ada bahaya nich... ! 
Kisah Nyat, ada wanita,  Setelah beberapa,  hari masa HAID-nya, ia merasakan panas pada dinding mulut vaginanya, dia juga mengalami pendarahan yg Luar biasa seLama Lbh dr 2 minggu, yg plg parah adaLah kuLit dinding vaginanya muLai mengeLupas kemerahan…Wanita ini bingung apa sebenarnya yg terjadi pdnya,,,padahaL ia tdk sdg mengidap penyakit apapun, LaLu ia pergi ke dokter kandungan utk memeriksa apa yg terjadi ??ia tdk prh menyangka bhw ternyata Dokter menemukan kuLit dinding vaginanya tlh di masuki sejenis LINTAH yg tdk Lain berasaL dr PEMBALUT yg ia beLi bbrp wkt yg LaLu..LINTAH ini bersifat penghisap DARAH & terkadang tdk terlihat msh berupa anakan, ada LiPaN, Cacing Kermi menari-nari didlm V. saat ini byk ditemukan pd pembaLut paLsu yg tdk terbuat dr KAPAS khusus tp dr SERBUK2 KAYU BEKAS & dr situLah LINTAH Berkembang Biak… Waspadai, Alergi pada Pembalut



KASUS
Tiap kali mendapat haid, Ratna selalu tampak repot. Bukan nyeri atau mulas yang membuatnya menderita, tapi alergi pada pembalut yang membuatnya harus kembali jadi wanita tradisional; memakai kain yang dilipat-lipat sebagai pengganti pembalut.

"Pada beberapa kasus khusus, memang ada wanita yang alergi pembalut," ujar dr. Susmeiati H. Sabardi, Sp.KK dari bagian kulit dan kelamin, RSAB Harapan Kita, Jakarta. Namun, tidak semua keluhan perih dan gatal di daerah kemaluan yang dilapisi pembalut disebabkan alergi. "Bisa juga hanya iritasi," tukas dokter yang akrab disapa Susi ini.

Alergi, seperti yang dikatakan Susi adalah suatu gambaran perubahan reaksi tubuh seseorang terhadap lingkungan yang berkaitan dengan gangguan pada mekanisme sistem kekebalan tubuh (imunitas). Seorang penderita alergi memiliki bakat sensitif atau rentan terhadap zat-zat tertentu. "Wanita yang mempunyai bakat alergi, pada tubuhnya akan muncul suatu reaksi bila zat pemicu alerginya menempel pada kulitnya," jelas Susi. Gejala dermatitis kontak alergi (DKA) itu bisa ditandai dari peningkatan sel-sel imun yang dikeluarkan tubuh, yang sering dirasakan sebagai rasa gatal dan sebagainya.

Namun menurut Susi, keluhan akibat pemakaian pembalut lebih sering disebabkan iritasi atau dermatitis kontak iritan (DKI). "Dermatitis sendiri artinya peradangan pada kulit," ujar Susi. Dengan gejala yang sama, keluhan gatal dan pedih ini bisa juga disebabkan infeksi jamur. "Apalagi menjelang haid, kondisi daerah sekitar kemaluan menjadi lebih lembab, sehingga memungkinkan suburnya pertumbuhan jamur. Untuk awam hal ini memang sulit dibedakan."

Penyebab Alergi dan Iritasi

Pada dasarnya pembalut sudah dibuat seaman dan senyaman mungkin untuk dikenakan. Sebelum dipasarkan, tentunya proses pembuatannya sendiri sudah melalui serangkaian penelitian dan uji coba yang panjang. Walaupun begitu, tetap saja zat-zat yang dikandung pembalut, seperti pewangi, pewarna, bahan perekat, pengawet, pelembut dan sebagainya bisa menimbulkan efek negatif pada tubuh. Sebab, tidak semua wanita bisa tahan zat-zat tersebut. Bagi wanita yang berbakat alergi, pewangi pada pembalut dapat menjadi salah satu sumber alergi maupun iritasi yang paling banyak ditemukan itu.

Proses timbulnya keluhan juga tidak lepas dari kondisi faktor lain, misalnya, host atau daya tahan tubuh manusianya, "Bisa jadi zat-zat itu menjadi masalah untuk satu orang, tapi tidak demikian untuk beberapa wanita yang lain," tambahnya.

Bila disederhanakan ada 3 hal yang bisa menyebabkan munculnya alergi atau iritasi, yakni tubuh yang bersangkutan memang lebih sensitif, bahan pembalutnya "tidak ramah", pemakaian pembalut tidak higienis.

Pada beberapa kasus, awalnya dalam jangka waktu yang lama si wanita tidak punya keluhan. Namun tiba-tiba saja timbul keluhan gatal dan pedih akibat pemakaian pembalut. Mengapa? "Harap diingat, untuk wanita yang berbakat alergi, ada beberapa fase yang harus dilalui oleh tubuh sebelum benar-benar terjadi alergi. Bisa jadi pada awalnya tidak ada reaksi yang ditimbulkan, tapi makin lama kulit akan mengenali zat-zat sumber alergi itu dan pada akhirnya menimbulkan keluhan, karena kulit secara berulang terpapar zat yang sama."

Penanggulangan
Sering wanita mengabaikan rasa gatal dan tidak nyaman akibat penggunaan pembalut ini. Biasanya dengan alasan, "Ah, tiap bulan hanya seminggu ini. Namanya orang lagi haid, pasti rasanya tidak nyaman." Padahal bisa jadi ia memang punya bakat alergi atau mengalami iritasi. Baru setelah parah, mereka pergi ke dokter.

"Sebaiknya, jangan tunggu sampai parah, baru ke dokter untuk konsultasi. Karena semakin parah, tentunya semakin lama waktu yang diperlukan untuk pengobatan," saran Susi. Jika penyebabnya alergi, dokter akan memberi obat untuk mengatasinya, dan tentu saja yang bersangkutan harus menghindari sumber alerginya itu."

Walaupun wanita yang alergi dan mudah teriritasi pembalut ini tidak banyak jumlahnya, keluhan ini tak boleh dibiarkan dan harus diwaspadai efek yang mungkin ditimbulkannya. Menurut Susi, "Bila tempat yang gatal dan pedih itu digaruk terus dan dibiarkan saja, bisa jadi timbul luka di situ. Dalam jangka panjang, luka yang dibiarkan saja bisa menjadi sumber infeksi. Ini yang berbahaya dan bisa menyebabkan bekas kehitaman."

Daerah sekitar kemaluan adalah daerah yang mudah lembab dan tertutup, bila ada luka dan infeksi di situ dan tidak ketahuan, dalam jangka panjang tentu dapat menimbulkan bermacam masalah yang lebih serius.

Memakai Kain

Beberapa wanita, yang alergi pembalut, memilih jalan keluar dengan menggunakan kain yang dilipat-lipat. Menurut Susi, tidak masalah. Namun, apa pun pilihannya, ia tetap harus berkonsultasi supaya penyebab keluhannya bisa jelas diketahui. Juga, pastikan bahwa kain yang digunakan mempunyai daya serap yang baik, seperti katun.

"Pastikan pula mencuci kainnya harus benar-benar bersih. Bila kotoran atau deterjen yang masih tersisa terus-menerus menempel pada daerah sekitar kemaluan, tentu akan menimbulkan masalah baru." Lagi pula, penggunaan kain yang dilipat-lipat ini secara psikologis akan mengganggu, "Ada rasa tidak nyaman karena takut darah tembus keluar, tidak praktis, dan sebagainya."

Yang jelas dilarang adalah melapisi kain itu dengan plastik supaya tidak tembus darah. "Kulit akan dikondisikan seperti 'diperam', dan hal tersebut bisa memicu iritasi," tandas Susi.
Cara Pencegahan

Supaya tidak terjadi alergi atau iritasi saat menggunakan pembalut, ada beberapa hal yang disarankan oleh Susi, lebih utama lagi untuk wanita yang berbakat alergi, di antaranya:

* Pilih pembalut yang seaman mungkin, yaitu yang tidak memakai pewangi.

* Sering ganti pembalut. Usahakan dalam sehari, ganti pembalut minimal 2-3 kali, atau bila dirasa sudah tidak nyaman atau basah, segera ganti.

* Usahakan daerah sekitar kewanitaan selalu kering saat haid. Keringat dan kelembaban yang tinggi juga bisa menjadi pemicu iritasi.

* Mengganti merek pembalut juga disarankan bila terasa tidak nyaman dipakai. Tidak semua merek sama nyamannya bila digunakan oleh orang yang berbeda.

* Bila sudah timbul keluhan seperti; gatal, pedih, panas, memerah, pada kulit sekitar kelamin, segera konsultasikan ke dokter. Pada kasus dermatitis kontak iritan batas kulit yang memerah dapat terlihat jelas dan kadang nampak iritasi, sedang pada dermatitis kontak alergi tidak begitu terlihat batasnya.

* Dan perlu diketahui, Dermatitis kontak iritan bisa terjadi pada semua orang, sedang dermatitis kontak alergi hanya bisa terjadi pada orang yang berbakat alergi saja

TIPS
Tidak semua pembalut aman digunakan, apalagi bagi anda yang mempunyai daerah V yang sensitive terhadap bahan pakaian dalam atau pembalut tertentu. Bisa-bisa jika anda salah memilih bahan anda akan terkena berbagai penyakit seperti berbau, gatal-gatal, keputihan, dan lainnya. Selain membersihkan dengan sabun khusus, pemilihan pembalut juga harus dilakukan.

Jangan memilih pembalut yang memilili zat pemutih dan pewangi, karena zat-zat tersebut merangsang timbulnya alergi. Kedua, tebal tipis pembalut tergantung dengan pilihan anda. Biasanya pembalut tebal digunakan pada hari pertama dan kedua. Anda dapat menggunakan pembalut tipis jika tidak sedang haid, untuk jaga-jaga. Namun harus tetap diganti minimal 3 kali sehari agar kondisi tetap kering dan daerah V terjaga kebersihannya. Ketiga, pilih pembalut yang kering dan lembut, permukaannya yang lunak dan menyerap cairan lebih kuat cocok bgi anda yang sibuk.

Jika anda seorang pekerja keras atau berat seperti atlet atau pragawati, tampon adalah yang terbaik, mengingat fungsi tampon membuat gerak menjadi fleksibel, namun penggunaan tampon atau pad hanyalah masalah selera. Dalam pengunaan tampon harus tetap dijaga kebersihannya, karena daya iritasi tampon lebih besar dibandingkan pembalut.

Isi gel pada pembalut memiliki daya serap lebih banyak, sifat gel yang mengikat air mampu mempertahankan permukaan agar tetap kering. Pembalut jenis ini cocok untuk hari-hari pertama karena daya serapnya yang tinggi.

Berpakaian saat haid pun harus diperhatikan, jangan gunakan pakaian yang berbahan panas seperti nylon yang selain panas juga tidak dapat menyerap keringat. Disarankan agar menggunakan celana panjang agar posisi pembalut tidak banyak bergerak. Jangan memakai celana yagn terlalu ketat, karena keringat akan menumpuk dan dapat membuat gatal-gatal.

Gunakan panty linear untuk beraktifitas sehari-sehari, agar kondisi daerah V tetap kering. Sering-sering ganti panty linear dan jangan sampai basah. Pilih panty linear yang berbahan lembut. Panty linear akan menjaga kebersihan daerah V.

Hati-hati, Pembalut Berbahan Dioksin Berbahaya
Menstruasi atau haid adalah salah satu gejala alami yang dialami setiap perempuan, yang ditandai dengan munculnya flek berupa darah kotor yang keluar dari mulut vagina. Umumnya setiap perempuan akan mengalami ketidaknyamanan fisik selama proses menstruasi.
Pada saat menstruasi terdapat banyak pilihan pembalut yang bisa digunakan dan dijual bebas. Sehingga benda yang satu ini sepertinya sudah menjadi kebutuhan pokok kaum hawa. Tanpa pembalut, bisa dibayangkan betapa repotnya ketika datang masa menstruasi.
Namun demikian, para perempuan harus ekstra hati-hati dalam memilih pembalut yang tepat dan sehat. Karena penggunaan pembalut secara sembarangan bisa memicu terjadinya infeksi bahkan kanker mulut rahim. Perlu diketahui, tidak semua pembalut aman digunakan, apalagi bagi yang mempunyai daerah “V” yang sensitif terhadap bahan pakaian dalam atau pembalut tertentu. Bisa-bisa jika salah memilih bahan malah terkena berbagai penyakit seperti berbau, gatal-gatal, keputihan, dan lainnya.
“Masalah umum yang sering dijumpai karena infeksi bakteria selama menstruasi adalah demam, radang pada permukaan vagina, gatal-gatal pada kulit, radang vagina, radang serviks (leher mulut rahim), radang selaput rahim, keputihan, hingga rasa panas atau sakit pada bagian bawah perut,” ujar dr Mohammad Narsun MARS, konsultan salah satu produsen pembalut di Malaysia dalam seminarnya Wanita Indonesia Bebas dari Kanker Serviks beberapa waktu lalu.
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan menyebutkan, terdapat 107 bakteri per milimeter persegi di atas pembalut wanita biasa. Kondisi inilah yang membuat pembalut yang tidak sehat menjadi sumber sarang pertumbuhan bakteri merugikan, meski pembalut biasa hanya dipakai selama dua jam saja. Bayangkan, jumlah bakteri pada permukaan seluas pembalut tersebut, apalagi jika dipakai lebih dari dua jam.
“Kebanyakan pembalut wanita menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi penggunanya dan mengakibatkan berbagai penyakit dalam sistem reproduksi wanita,” ujar Nasrun.
Bahan Kimia
Biasanya bahan kimia yang terkandung di dalam pembalut menurut Nasrun, adalah dioksin (bahan beracun kimia) yaitu bahan yang biasa digunakan sebagai pemutih kertas atau sejenisnya. Pembalut yang mengandung dioksin sering menyebabkan bagian intim organ kewanitaan selalu mengalami masalah, seperti keputihan, gatal-gatal, iritasi, juga pemicu terjadinya kanker mulut rahim.
Apabila pembalut yang mengandung zat dioksin terkena darah menstruasi (darah yang kotor dan mengandung bakteri atau kuman) dan mengenai permukaan vagina, maka zat-zat tersebut diisap masuk ke dalam rahim melalui saluran serviks, selanjutnya masuk ke dalam uterus, tuba fallopi dan berakhir di ovarium. Selanjutnya bersama aliran darah menuju ke organ-organ tubuh lainnya.
Bagian pertama yang akan terkena kontak langsung dengan pembalut tadi yakni permukaan vagina (vulva). Itulah sebabnya, pada area yang paling banyak terpapar dioksin ini, sering menjadi masalah bagi perempuan. “Karena memang faktanya, pembalut biasa yang menjadi sahabat perempuan (terutama saat haid), justru berpotensi menjadi pemicu munculnya berbagai persoalan pada organ kewanitaan,” tegas Nasrun.
Cara sederhana yang dapat dilakukan untuk mengetahui kandungan dioksin dalam pembalut adalah dengan mencelupkannya ke dalam air. Caranya, sobek pembalut yang biasa digunakan, ambil bagian inti di dalamnya. Kemudian, ambil segelas air putih menggunakan gelas transparan sehingga lebih jelas. Kemudian ambil sebagian dari lembaran inti pembalut dan celupkan ke dalam gelas dan diaduk.  Amati perubahan warna air yang terjadi, jika hancur disertai dengan warna yang keruh bisa jadi pembalut tersebut mengandung bahan pemutih.
Pembalut yang baik dan aman adalah yang menggunakan bahan 100 persen dari kapas. Mengingat pembalut yang banyak beredar di pasaran diduga berbahan dasar dari kertas-kertas bekas yang kemudian diolah dan dicampur berbagai zat kimia sehingga warnanya menjadi putih bersih. “Pilih kualitas pembalut yang baik dan disesuaikan dengan kondisi tubuh. Disarankan tidak memilih pembalut yang mengandung bahan penghilang bau atau pewangi yang kadang justru menyebabkan alergi dan iritasi,” imbaunya. (Ikrob Didik Irawan)

TIPS LAGI
DokterSehat.com – Akhir-akhir ini banyak beredar pembalut wanita dengan embel-embel antibakteri, produk herbal, dan antidioksin. Orang awam tak jarang bingung dalam memilih pembalut yang baik plus menyehatkan alias tak memunculkan penyakit baru.
Menurut dr Rachmad Poedyo Armanto SpOG, sebenarnya tak ada kategori khusus dalam pemilihan pembalut wanita. Yang penting, pembalut tersebut dapat menyerap darah haid. ”Hal itu terpenuhi ketika pembalut sering diganti,” ujarnya.
Jika dirasa pembalut sudah ”penuh”, bisa segera diganti. Berapa kali sebaiknya mengganti pembalut? Tak ada ketentuan khusus. Sebab, jumlah darah menstruasi yang keluar sangat individual.
Pada masa awal menstruasi, darah haid yang keluar sangat banyak. Jika demikian, seseorang perlu lebih sering mengganti pembalut. ”Dalam sehari, bisa ganti pembalut lebih dari tiga kali,” tutur spesialis kebidanan dan kandungan dari RS Mitra Keluarga Waru tersebut.
Rachmad mengatakan, tingkat keasaman vagina berkisar pada pH 4,5. Menstruasi justru menghasilkan bahan sekresi yang cenderung bersifat basa. Karena itu, darah haid di pembalut yang tidak segera dibersihkan dapat menjadi media pertumbuhan bakteri ataupun jamur.
Ditambah, saat menstruasi, suasana di daerah kemaluan cenderung lebih lembap. Akibatnya, bakteri dan jamur semakin banyak berkembang biak. ”Sering mengganti pembalut mengurangi lecet pada daerah kemaluan,” terangnya.
Rachmad beranggapan, tak perlu menggunakan pembalut khusus dengan embel-embel tambahan bahan antibakteri, antidioksin, atau herbal. Sebab, darah haid keluar dari dalam liang senggama. Di daerah tersebut, terdapat kuman flora yang mempertahankan keasamaan vagina. ”Antibakteri di pembalut hanya bekerja di daerah kemaluan. Tak sampai masuk ke liang senggama dan vagina. Jadi, menurut saya, ya sia-sia menggunakan pembalut tersebut,” paparnya.
Bila jarang mengganti pembalut, tentu kuman akan berkembang biak. ”Jadi, intinya adalah sering mengganti pembalut,” tegas Rachmad. (ai/nda)

Waspadai Zat Penyebab Kanker dalam Tissue dan Pembalut Anda

Tahukah Anda bahwa tissue dan pembalut wanita disekitar kita ternyata juga bisa menyebabkan kanker? Dioksin, zat penyebab kanker, terkadang ada pada tissue dan pembalut wanita biasa. Tidak semua tissue atau pembalut wanita mengandung dioksin, tapi jika Anda tidak waspada terhadapnya, ini bisa berakibat fatal bagi kesehatan Anda.
Apa Itu Dioksin?
Dioxin adalah senyawa yang tergolong karsionogenik. Dampak keracunan dioxin untuk jangka panjang adalah kanker dan aterosklerosis sehingga menaikkan angka kematian sampai 46 % pada beberapa kasus. Karena sumber dioxin bisa dari berbagai materi yang ada di sekitar kita, maka dioxin menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia, karena pengaruh negatifnya sudah dapat dicapai hanya pada dosis yang sangat rendah yaitu beberapa part per trillum dalam lemak tubuh kita.
Dioksin merupakan senyawa yang mampu mengacaukan sistem hormon, yaitu dengan cara bergabung dengan kaseptor hormon, sehingga mengubah fungsi dan mekanisme genetis dari sel, dan mengakibatkan pengaruh yang sangat luas, yaitu kanker, menurunkan daya tahan tubuh, mengacaukan sistem saraf, keguguran kandungan, dan dapat mengakibatkan cacat kelahiran (birth deformity).
Dioksin secara langsung mampu menurunkan sel B dan secara tidak langsung menurunkan jumlah sel T yang berperan dalam sistem imun. Karena mampu mengubah fungsi genetika sel, jadi dapat menyebabkan timbulnya penyakit genetis dan dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.
Di Mana Saja Ada Dioksin?
Dioksin sangat jarang terdapat dalam alam, sebagian besar dioksin bersumber dari manusia. Sejarah mengapa dioksin mulai terakumulasi ke dalam lingkungan hidup yaitu ketika founder perusahaan Dow Chemical (Midland, Michigan) menemukan suatu cara membelah molekul garam dapur (NACl) sehingga pecah menjadi atom-atom natrium dan atom klorin.
Dengan demikian, hal itu menjadi tonggak sejarah pertama kali manusia mampu menghasilkan jumlah klorin bebas secara besar-besaran. Disebut klorin bebas karena tidak melekat pada senyawa atau atom lain. Pada awalnya, mereka kebingungan mau diapakan klorin bebas tersebut, yang merupakan limbah yang tidak tahu kegunaannya dan bersifat berbahaya.
Umumnya dioxin dihasilkan dari pembakaran sampah, hasil samping produk pestisida, pembakaran dari proses produksi baja atau proses kimia suatu produk yang menggunakan chlor sebagai pemutih seperti kertas, plastik, bahan T-shirt dan sebagainya.
Dioksin dikenal sebagai senyawa hidrofobik (tidak akur dengan air). Artinya bila dioksin berada di air, akan menghindari air dan mencari tempelan atau masuk ke dalam tubuh ikan. Demikian juga halnya mekanisme cara pencemaran pada binatang liar. Dioksin akan mencari binatang untuk ditempeli dan dimasuki. Yang sangat disayangkan, manusia tidak memiliki piranti dan mekanisme yang mampu memusnahkan dioksin di dalam tubuhnya dan membiarkan saja pecah sendiri menurut waktu paruh pemecahan secara alamiah (chemical half time).
Dari hasil evaluasi EPA (1994), telah dikonfirmasikan bahwa dioksin merupakan senyawa organik yang paling beracun yang manusia pernah ketahui, pengaruhnya sangat negatif terhadap risiko kesehatan, bahkan dengan dosis yang sangat kecil yaitu 10-15 ppt (part per trillion), yang terakumulasi selama hidup. Berdasarkan hal tersebut, EPA menetapkan ambang batas dioxin yang diizinkan dalam tubuh manusia adalah sekitar 0,006 pikogram (seper juta-juta gram) per kilogram berat badan, atau sekitar 0,40 pikogram untuk seorang dewasa. Sedangkan dosis yang dapat dipakai acuan adalah ADI (Acceptable Daily Intake) dari WHO yaitu 1-10 pg/kg/hari.
Zat Dioxin juga termasuk hasil sampingan dari proses pemutihan (bleaching) yang digunakan pada pabrik kertas, termasuk pabrik pembalut wanita, tissue, sanitary pad dan diaper (pembalut untuk anak-anak).
Bahan Baku Pembalut Biasa
Pembalut wanita adalah produk sekali pakai. karena itulah para produsen mendaur ulang bahan baku kertas bekas dan pulp, menjadikannya bahan dasar untuk menghemat biaya. Bahan bakunya mulai dan kertas koran, kardus, karton bekas, penuh dengan bakteri dan kuman-kuman, serta bermacam pewarna sintetis, dan berbau.
Dalam proses daur ulang, banyak zat kimia digunakan untuk proses pemutihan kembali. Zat kimia juga digunakan untuk proses sterilisasi kuman-kuman pada kertas bekas serta pembuangan bau.

Bagaimanakah Zat Dioksin Bisa Meresap ke Dalam Rahim?
Apabila darah haid jatuh keatas permukaan pembalut wanita, zat dioxin akan dilepaskan melalui proses penguapan. pertamanya akan mengenai permukaan vagina/vulva, kemudian diserap ke dalam rahim melalui saluran serviks, kemudian masuk ke dalam uterus, kemudian melewati Fallopian tubes, dan berakhir di ovary/rahim.
Cara Menguji Pembalut Berdioksin
Meski belum ada data yang akurat mengenai pembalut berdioksin, namun para wanita diminta waspada jika mau mencegah diri tidak terkena kanker serviks.
Untuk mengetes apakah pembalut wanita itu berdioksin atau tidak cukup mudah. Lapisan dalam pembalut (seperti kapas) dibuka kemudian dimasukan dalam air. Satu jam kemudian perhatikan, lapisan dalam tersebut pasti akan hancur jika terbuat dari kertas daur ulang, tapi jika air rendamannya jadi sangat keruh keputihan, itu artinya pembalut Anda tidak aman karena mengandung dioksin atau zat pemutih  yang banyak. Tapi bagaimana jika hancur tapi air tidak keruh? Dalam hal ini bisa dikatakan pembalut Anda masih juga kurang aman karena jika hancur sudah berarti berbahan dasar kertas daur ulang. Kita tidak bisa memprediksi seberapa besar kadar dioksinnya, karena pengetesan ini sekedar pengetesan yang sederhana tanpa bantuan alat lab yang canggih. Tapi selebihnya, jika tidak hancur, pembalut itu aman dipakai.
Memang tidak banyak wanita yang tahu mengenai hal ini. Mereka hanya tahu lebih praktis menggunakan pembalut saat menstruasi dibandingkan menggunakan kain yang bisa dicuci ulang seperti yang dilakukan wanita jaman dulu.
Biasanya pembalut itu dibuat dari campuran kardus bekas, diberi pemutih dan bahan kimia lainnya. Ini berbahaya buat organ intim seorang wanita. Begitu pula dengan pantyliner juga harus dicek sendiri. Oleh karena itu, wajar bila wanita saat ini sering terkena penyakit yang sangat ganas, yaitu kanker rahim, kanker payu dara, kista, dan myom. Akibat penyakit di atas saat usia muda rahim sudah diangkat, sehingga tidak memiliki anak.
Terus bagaimana dengan tissue yang berdioksin? Apakah cara pengujiannya sama? Ya sama. Tapi yang berbeda adalah tissue sudah pasti akan hancur karena bahannya memang dari kertas. Tapi hancur ketika direndam bukan berarti berdioksin. Tissue dianggap pasti berbahaya yaitu ketika direndam selama satu jam, ia kemudian membuat air rendamannya jadi keruh keputihan. Ini berarti kadar dioksin atau pemutihnya tinggi.
Tapi bukan berati tissue Anda bebas dioksin atau aman ketika tidak membuat air rendaman jadi keruh. Supaya aman, jangan biasakan sering menaruh tissue utk menyumbat hidung Anda pada saat pilek, memakainya untuk kompres, dan tindakan lainnya yang menaruh tissue berlama-lama pada bagian wajah atau kulit Anda. Karena kita tidak tahu seberapa aman tissue tersebut bagi kita dan tidak bisa diketahui secara pasti apakah tissue tersebut dari kertas daur ulang atau tidak.

AMAN GAK PEMBALUT YANG KAMU PAKAI?

Gadis Tempo Doeloe Zaman dahulu, belum ada yang namanya pembalut. Para wanita zaman dulu entah menggunakan apa saat mereka haid. Coba Anda tanya pada nenek dan buyut JAnda. Yang pasti, gak mungkin pakai sabut kelapa.  Zaman dulu, belum ada yang namanya anti septik pencuci organ intim. Entah waktu itu mereka menggunakan apa. Yang pasti lebih alami dan aman! Zaman dulu, belum ada yang namanya polusi udara. Zaman dulu, belum ada yang namanya natrium benzoat, borak, pewarna kain kimia, dan racun-racun yang dicampur pada makanan. Yang jelas makanan zaman dulu gak pakai pengawet. Zaman dulu makanan yang ada hanya makanan ‘tradisional’, yang mungkin untuk sebagian perempuan zaman sekarang termasuk kuliner ‘gak gaul’. Zaman dulu, pasti ada makanan daging-dagingan yang dibakar. Tapi apa ya rahasia bumbunya, sampai makanan itu tetap aman untuk dikonsumsi. Zaman dulu, jarang sekali wanita perokok. Kalau pun ada, mungkin mereka punya racikan sendiri yang lebih aman dan tidak beresiko kanker. Mungkin lho  Zaman dulu juga, mungkin ada ilmu kamasutra yang punya aturanJya  pantangan yang gak boleh dilanggar. Misalnya; tidak berhubungan intim saat haid! Dilarang Parkir! Atau dilarang gonta-ganti ‘X’! Kalau dilanggar, kwalat! Kenapa ya wanita tempo dulu (25 tahun lalu) jarang terkena masalah kewanitaan, seperti penyakit kanker leher rahim (serviks), kanker payudara, kista, myoma & kanker endometrium dll ? Kanker Serviks Salah satu yang paling ditakuti perempuan adalah gangguan kanker mulut rahim atau kanker serviks. Apa penyebabnya? Ternyata e ternyata, kanker servik muncul salah satunya akibat penggunaan pembalut yang salah! Kenapa? Kamu tahu gak, menurut penelitian ada 107 bakteri per milimeter persegi di atas pembalut wanita biasa. Mungkin sekarang ini lagi kamu pakai. Kondisi ini yang bikin pembalut biasa menjadi sumber sarang pertumbuhan bakteri merugikan. Meski pembalut biasa hanya dipakai selama 2 jam saja. Bayangin berapa banyak bakteri yang hang out di semua permukaan pembalut kamu. Apalagi kalau dipakai lebih dari 2 jam. Cepetan ganti!

Seorang cewek dewasa punya resiko 83% terjangkit infeksi vagina. Berarti kalau kita kumpulin 10 cewek, maka dari 10 ada 8 cewek yang mengalami infeksi vagina. 62% dari data tersebut disebabkan oleh pemakaian pembalut biasa! Seorang cewek, seumur hidupnya memakai 15.000 lembar pembalut! Bayangkan!
Rata-rata setiap cewek perlu minimal 3 – 6 hari dalam sebulan untuk perawatan infeksi vagina. Kalau seorang cewek mulai terjangkit infeksi vagina sejak usia 20 tahun, dibutuhkan minimal 6 tahun dalam hidupnya hanya untuk proses pengobatan dan perawatan infeksi vagina !

PILIH MANA, MENCEGAH ATAU MENGOBATI?
Sahabat atau Musuh dalam Selimut?
Kenali Kualitas Pembalut Kamu, Sekarang Juga!
Hampir semua wanita gak pernah tahu (mungkin gak peduli) tentang pembalut yang biasa dibeli dan dipakai selama ini. Mereka gak pernah curiga dan gak pernah coba merobek atau mengamati bahan pembalut atau panty liner yang biasa dipakai.
Banyak cewek suka beli pembalut biasa yang ada di pasaran. Pertimbangannya, harga murah dan cukup enak dipakai! Tanpa tahu sedikitpun resiko kesehatan  yang mengancam jiwa mereka
Apa resikonya?
Pembalut wanita, termasuk klasifikasi produk fast moving atau produk cepat saji dan produk sekali pakai. Nah makanya, banyak pabrikan pembalut biasa yang mendaur ulang bahan sampah kertas bekas. Kertas bekas itu dijadikan bahan dasar pembalut kamu. Alasannya, hemat biaya produksi, keuntungan lebih maksi. Inget neng, 15.000 lembar pembalut / orang. Kalau dikalikan jumlah cewek di Indonesia, berapa tuh omsetnya! Makanya jangan heran, makan di depan televisi dihiasi pembalut yang wara-wiri.
Dalam proses daur ulang (recycling) sampah kertas bekas ini, tentu banyak menggunakan bahan-bahan kimia. Gunanya, untuk proses pemutihan kembali, menghilangkan bau sampah kertas bekas dan proses sterilisasi bakteri yang terdapat pada sampah kertas bekas. Wuah, zat kimia?!

Kertas daur ulang yang telah diproses dengan bahan kimia inilah yang kemudian dibungkus rapi dan siap dipasarkan sebagai pembalut biasa yang kita temukan dipasaran. Para wanita membelinya dengan harga murah dan menggunakan tanpa perasaan was-was, namun berpotensi buruk bagi kesehatan wanita. Mungkin untuk pemakaian satu, dua kali TIDAK akan berdampak. Tapi apa jadinya, jika pemakaian dalam waktu lama, berbulan-bulan, bertahun-tahun. Zat kimia dan bakteri berbahaya terakumulasi tanpa batas waktu di vaginamu, timbullah …..?
Apa yang Lebih Memperburuk Kesehatan Cewek dengan Pemakaian Pembalut Biasa?
Saat haid, tanpa disadari cairan diserap oleh pembalut biasa yang sudah bercampur dengan kimia dan bahan yang tidak steril. Saat seorang wanita duduk tanpa disadari cairan kotor dari pembalut akan keluar kembali karena terkena tekanan dan naik ke atas. Kemudian masuk kembali ke organ kewanitaan. Hal ini yang akan menyebabkan infeksi dan timbulnya masalah kewanitaan. Hati-hati jika anda merasa pembalut mulai terasa becek/tidak kering. Segera ganti dengan Merek Pembalut yang Lebih Aman dan Bersahabat!

So, cegah dari sekarang dan ganti pembalutmu. Jangan sampai ada musuh di dalam ‘selimut’




 Merawat Organ Reproduksi Cewek


Merawat Organ Reproduksi Cewek
Gizi.net - Perawatan kesehatan dan kebersihan adalah hal yang banyak dibicarakan dalam masyarakat. Biasanya hal ini diajarkan oleh orangtua kita sejak kita masih kecil.
Tetapi, karena orangtua sering kali enggak merasa nyaman membicarakan masalah seksual, biasanya masalah kesehatan dan kebersihan yang dibicarakan hanya menyangkut hal yang umum saja, sedangkan urusan kesehatan organ seksual jarang kita dapatkan dari mereka.

1. Membersihkan daerah kewanitaan
Secara umum, menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal ini juga berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual, apalagi buat kita-kita ini, yang tinggal di daerah tropis. Udara yang panas cenderung lembab sering bikin kita merasa gerah dan keringetan.Keringat ini membuat tubuh kita lembab, terutama di bagian tubuh yang tertutup dan lipatan-lipatan, yang akan menyebabkan bakteri mudah berkembang biak, menimbulkan bau yang enggak sedap dan juga menimbulkan penyakit. Seperti yang diajarakan oleh nenek moyang kita, mandi dua kali sehari itu baik untuk kesehatan.

Untuk menjaga kebersihan vagina, yang perlu kita lakukan adalah secara teratur membasuh bagian di antara vulva (bibir vagina) secara hati-hati menggunakan air bersih dan sabun yang lembut (mild) setiap habis buang air kecil, buang air besar, dan ketika mandi. Kalau kita alergi juga dengan sabun yang lembut sekalipun, cukup basuh dengan air hangat. Yang penting adalah membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada disekitar vulva di luar vagina. Bagian dalam vagina biasanya akan mampu menjaga kebersihannya sendiri.

Ingat, cara membasuh yang benar adalah dari arah depan (vagina) ke belakang (anus), jangan terbalik, karena akan menyebabkan bakteri yang ada di sekitar anus terbawa masuk ke vagina. Gunakan air bersih, lebih baik lagi air hangat, tetapi jangan terlalu panas karena bisa menyebabkan kulit yang sensitif di daerah vagina melepuh dan lecet. Setelah itu, sebelum pakai celana lagi, keringkan dulu menggunakan handuk atau tisu yang enggak berparfum.

Penggunaan deodoran, sabun antiseptik yang keras, atau cairan pewangi (parfum) untuk menghilangkan bau di daerah kewanitaan bukanlah tindakan yang bijaksana, bahkan malah bisa berbahaya untuk kesehatan.
Kenapa?
Pertama, pada vagina yang sehat, juga hidup berbagai bakteri dan organisma termasuk yang merugikan dan bisa menyebabkan vaginitis. Biasanya sih bakteri ini enggak bikin masalah karena masing-masing jumlahnya enggak banyak. Terlalu sering membasuh vagina dengan cairan kimia (douching) dan penggunaan deodoran dan farfum akan merusak kesimbangan yang ada sehingga akan memungkinkan terjadinya infeksi. Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang terjadi karena perubahan keseimbangan normal bakteri yang hidup disana. Tanda atau gejala paling umum adalah munculnya cairan yang berwarna putih keruh keabuan dan berbusa serta menimbulkan bau kurang sedap, Kalau ngalamin kejadian kayak gini, jangan segan-segan segera hubungi dokter untuk periksa.

Kedua, penting diketahui bahwa selalu akan ada bau khas yang muncul dari daerah vagina, karena dinding vagina serta leher rahim memproduksi cairan. Cairan ini, yang berwarna putih atau kekuningan, adalah sehat dan normal. Bau, rasa, dan tingkat kekentalan cairan ini bisa berubah-ubah seiring dengan siklus menstruasi kita.. Cairan ini juga akan berubah kalau ada sesuatu yang enggak beres.

Nah, penggunaan produk-produk wewangian selain bisa membuat iritasi dan alergi, juga akan membuat kita enggak bisa mengetahui bau normal dari vagina kita (karena tertutup oleh bau wangi yang ditimbul
kan dari produk yang kita pakai). Padahal mengetahui kondisi normal organ kita itu penting sekali. Dari situ kita bisa mendeteksi secara dini kalau ada hal-hal yang enggak wajar dan mencurigakan. Makanya, kalau kita sudah hafal dengan bau, warna dan wujud cairan yang sehat, kita akan bisa mengenali perubahan yang terjadi apabila ada ketidakberesan.

Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering mengganti pakaian dalam, paling enggak sehari dua kali di saat mandi. Apalagi, kalau kamu cewek yang aktif secara fisik dan mudah berkeringat, Kalau kamu suka, kamu bisa menggunakan panty liners atau pembalut tipis sekali pakai untuk melapisi pakaian dalammu dan menjaga vaginamu dari kelembaban yang berlebihan. Begitu merasa lembab, itu aja yang diganti, jadi enggak perlu bawa-bawa celana dalam kotor ke mana-mana.

2. Menjaga kesehatan pada masa menstruasi

Pada saat menstruasi rasanya kita bete banget karena ribet. Tetapi, namanya juga cewek, menstruasi adalah hal yang normal yang harus kita jalani, karena pada saat itu rahim sedang meluruhkan lapisan dinding rahim yang berupa darah yang enggak dipakai karena enggak terjadi pembuahan.

Untuk menampung darah yang keluar itu cewek menggunakan pembalut wanita. Di pasaran bisa kita temui berbagai macam pembalut dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan. Terserah kita, mau pilih yang mana yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kantung. Tetapi, yang penting adalah bahwa pembalut itu harus berbahan yang lembut, menyerap dengan baik, enggak mengandung bahan yang bikin alergi (misalnya parfum atau gel) dan merekat dengan baik pada celana dalam. Pembalut itu perlu diganti sekitar empat sampai lima kali dalam sehari untuk menghindari pertumbuhan bakteri yang berkembang biak pada pembalut tersebut, dan menghindari masuknya bakteri tersebut ke dalam vagina.
Cewek mengalami menstruasi rata-rata selama dua-tujuh hari. Masing-masing cewek punya pola sendiri-sendiri yang merupakan kondisi normal baginya. Kalau biasanya dia mens tiga hari, maka mens tujuh hari adalah enggak normal baginya. Sedangkan untuk mereka yang biasanya mens selama tujuh hari maka mens empat hari adalah engak normal buat dia. Kalau kalian mengalami hal ini, lihat ketidanormalan yang lain dan segera periksakan diri ke dokter.

3. Memilih pakaian dalam

Selain musti sering ganti secara teratur, kita juga perlu memilih pakaian dalam yang baik. Pakaian dalam (celana dalam dan BH) yang baik bukan berarti harus yang mahal dan bermerek. Bikin sendiri juga boleh kalau kamu bisa. Yang penting adalah bahan yang digunakan sebaiknya yang terbuat dari bahan alami (katun), sehinga dapat menyerap keringat, membiarkan kulit bernapas sehingga membuat kita merasa nyaman. Bahan sintetis seperti nilon akan membuat kita kegerahan dan mebuat vagina menjadi lembab. Hal ini sangat disukai bakteri dan jamur untuk berkembang biak.

Ukuran celana dalam juga perlu jadi pertimbangan. Jangan pilih celana dalam yang terlalu ketat karena selain gerah juga menyebabkan peredaran darah enggak lancar. Pilih aja yang ukurannya sesuai, enggak terlalu ketat, tetapi juga enggak kedodoran. (Malu kan kalau lagi nunggu bus mau berangkat sekolah terus celana dalamnya melorot? Bisa-bisa kamu ngetop sesaat!).

Untuk BH, sama saja, pilih yang terbuat dari bahan yang nyaman dan ukurannya sesuai dengan ukuran payudaramu. Orang yang payudaranya besar sering kali merasa lebih nyaman menggunakan BH yang ada kawatnya (wire bra), karena bisa menyangga payudara dengan lebih baik. Tetapi, ada juga yang enggak suka lapisan busa karena terlalu tebal dan bikin gerah. Semua terserah kamu, yang penting nyaman. Buat apa pake pakaian yang kelihatannya cantik, tetapi membuat kamu tersiksa? (Guntoro Utamadi, PKBI Pusat)

Sumber : Kompas


4 komentar:

  1. wah ternyata ada juga ya pembalut yang tidak aman. harus di waspadai nih...

    mau aman? kunjungi aja Dunia Cewe

    BalasHapus
  2. Halo semua kita akan menampilkan berita terbaru dan berita terbaru dan populer. Tips Menghilangkan Sakit Kepala Kami memberikan informasi terbaru yang datang dengan versi baru pada berita situs. Web ini akan memberitahu da update berita terbaru dengan gaya yang berbeda dari AishaNews.com silahkan buka dan baca informasi.

    BalasHapus
  3. teriamakasih banyak... ternyata ada dampak burknya ya...

    BalasHapus
  4. beli Pembalut Herbal
    KLIK jual Pembalut Herbal

    Atau langsung 0813-80-262524 (Ryan) SMS/WhatsApp/Telegram/Line

    BalasHapus

Kang,Teteh... Mangga komentar :