Rabu, 13 Oktober 2010

Karya Tulis Ilmiah, Tugas Mata kuliah Bahasa Indonesia 13-10-2010


BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
Setiap manusia memiliki potensi akal. Potensi akal tersebut akan berpengaruh terhadap kehidupan dirinya. Pengaruh yang akan muncul tergantung pada bagimana individu tersebut memperdayakan kemampuan akalnya. Akal inilah yang membuat seorang manusia khas, berbeda dengan binatang. Seseorang dapat menentukan orientasi hidupnya, membuat dan memikirkan sesuatu, menentukan pilihan, mengambil keputusan, mampu menemukan solusi dari berbagai masalah, dan lain lain.
Kemampuan otak dan akal membuat seseorang mampu mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan ini. Akal inilah yang melahirkan pemikiran seseorang. Pemikiran seseorang merupakan implementasi dari apa yang dimasukan ( input ) ke dalam akal, kemudian diproses dan ditanggapi dengan adanya tindakan.Pemikiran seseorang mempengaruhi tindakannya. Bisa dikatakan bahwa tindakan seseorang merupakan realisasi dari pemikiran dalam dirinya yang terwujud dalam gerakan atau tindakan.
Pada kehidupan sehari-hari, kita dapat melihat bahwa perilaku, tindakan dan sikap seseorang berbeda-beda. Hal ini karena pemikiran seseorang dengan orang lain akan berbeda-beda. Dalam dunia entrepreneur ( kewirausahaan ), memompa potensi akal sangat diperlukan karena akan berpengaruh terhadap keputusan bisnisnya.
Kami sempat mengamati perjalanan bisnis beberapa entrepreneur. Diantara mereka ada berwirausaha tanpa modal uang, namun dirinya berhasil membangun bisnis dan terus berkembang sampai sekarang. Ada entrepreneur yang mengalami krisis dalam bisnisnya sampai dirinya berutang milyaran rupiah, tapi kondisi ini mampu dirubah hingga akhirnya entrepreneur ini keluar dari beban utang dan bisnisnya semakin melesat. Tapi ada pula entrepreneur  yang pesimis ketika dihadapkan pada masalah dan kondisi yang sama. Sebenarnya apa yang mempengaruhi tindakan mereka ? Tom Mc Alfi mengatakan dalam trainingnya, “ big thinking, big money….ubah pola pikir anda, maka bisnis anda akan berubah..”
Perlu kiranya kita mengetahui seberapa pentingkah pola pikir dalam berbisnis, sehingga kita mampu mengambil dan mengaplikasikan nilai-nilai positif  dari pola pikir tersebut dan menjadikan hidup lebih hidup serta bisnis bertambah untung. Inilah yang melatarbelakangi kami mengambil tema “Pengaruh Pola Pikir terhadap Kesuksesan Entrepreneur” dalam karya tulis ilmiah ini.

I.2. Rumusan dan Batasan Masalah
Dari latar belakang diatas, kami dapat merumuskan masalah sebagai berikut
-          Apa pola pikir itu ?
-          Bagaimana pola pikir terbentuk ?
-          Bagiamana pengaruh pola pikir terhadap kesuksesan entrepreneur ?

Batasan masalah dari penyusunan karya tulis ilmiah ini sebagai berikut
-          Pengertian dan definisi pola pikir
-          Terbentuknya pola pikir
-          Pengaruh pola pikir terhadap kesuksesan entrepreneur

I.3. Tujuan Penelitian
            Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut
-          Mengetahui pengertian dan definisi pola pikir
-          Mengetahui terbentuknya pola pikir
-          Mengetahui pengaruh pola pikir terhadap kesuksesan entrepreneur




BAB II
KERANGKA TEORI
II.1. Deskripsi Teori
Pola pikir terdiri dari dua kata,yaitu pola dan pikir. Pola dapat di artikan gaya, cara, dan lain sebagainya. Sedangkan pikir berarti akal budi, ingatan, angan-angan, pembentuk gagasan,pelopor dari segala sesuatu.maka pola pikir merupakan gabungan dari dua kata, yaitu pola dan pikir yang disatukan menjadi pola pikir. jadi pola pikir bisa diartikan gaya berakal budi, gaya berangan-angan, proses ingatan,dan lain sebagainya.
Pola pikir dapat didefinisikan secara umum, yaitu pola-pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang untuk bertindak (workshop pengembangan jati diri dan pola pikir bagi para pejabat struktural dan fungsional 2003).Pola pikir juga dapat diartikan adalah pola yang menetap dalam pikiran bawah sadar seseorang.
Menjadi kaya itu bukan seberapa besar penghasilan seseorang,  tetapi seberapa besar uang yang bisa simpan. Begitu kira-kira pesan para pakar perencana keuangan. Lalu muncullah teori Ember dan Gayung. Seseorang jika hanya memiliki pola pikir 'gayung', walau diceburkan ke laut sekalipun, paling dia kembali hanya dengan segayung air. Sedang orang yang berpola pikir 'ember', jangankan diceburkan ke laut, disuruh menampung tetes demi tetes air hujan pun, akan mendapatkan seember air.
Hampir sama dengan menuntut ilmu. Jika dari awal belajar kita sudah menyiapkan pola pikir gayung tadi, maka akan banyak ilmu yang luber ke luar gayung. Sehingga, ilmu yang kita dapatkan hanya segayung. Berbeda jika kita mempersiapkan pola pikir ember atau bahkan tanki. Maka akan banyak ilmu yang terserap. Malah akan selalu akan mencari mencari hingga tanki dirasa penuh.

II.2. Kerangka Berpikir
Akal dan pemikiran entrepreneur akan berdampak terhadap sikap, perilaku dan tindakan bisnisnya. Pola pemikiran seperti apakah yang dipakai dan mengapa pola tersebut yang diambil, tergantung entrepreneur tersebut. Pola pikir yang baik, positif dan sukses akan berpengaruh terhadap kesuksesan bisnis entrepreneur.

II.3. Hipotesis Penelitian
Pola pikir sangat mempengaruhi kesuksesan entrepreneur. Pola pikir entrepreneur sukses merupakan pola pikir yang konstruktif, positif, kreatif dan solutif. Dan semua  entrepreneur bisa mendapatan pola pikir tersebut dengan pengalaman dan ilmu



BAB III
METODOLOGI
A.Metode Penelitian
Penelitian ilmiah merupakan suatu rangkaian proses penelitian terhadap suatu fenomena objek yang diteliti secara sistematis yang dapat memecahkan masalah dari fenomena tersebut,dengan menggunakan suatu metode penelitian.Menurut Sugiyono (2006:1) “Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu penelitiannya”.Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) metode penelitian adalah “cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.
Penelitian ini termasuk penelitian terhadap para pengusaha yang sukses di bidangnya masing-masing. Bentuk yang dipilih adalah penelitian kolaboratif yakni penelitian yang dilakukan atas kerja sama antara peneliti dan pengusaha tersebut. Dipilihnya metode tersebut didasarkan pada asumsi bahwa pola pikir para pengusaha sangat mempengaruhi sukses atau tidaknya usaha mereka.
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk:
Mengetahui pola pikir yang digunakan para pengusaha untuk menggapai kesuksesan.
Sebagai acuan untuk mempelajari pola pikir para pengusaha sukses.
Meningkatkan mutu hasil para pengusaha

B. OBJEK PENELITIAN
Penelitian ini berdasarkan judul karya ilmiah “Pengaruh Pola Pikir terhadap Kesuksesan Enterpreuneur” menggunakan pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia,khususnya mengenai Hubungan Perilaku Kewirausahaan dengan keberhasilan usaha.Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini antara perilaku kewirausahaan(pengusaha) yang terdiri dari sikap percaya diri,berorientasi tugas dan hasil, pengambilan resiko,kepemimpinan,keorisinilan, dan berorientasi ke masa depan sebagai variabel bebas (independent variable) dan keberhasilan usaha yang terdiri dari akumulasi modal,produksi,pelanggan,perluasan usaha,perbaikan sarana, dan tingkat pendapatan sebagai variabel terikat (dependent variable).

C.DESAIN PENELITIAN
            Desain penelitian adalah bagian dari perencanaan yang menunjukkan usaha peneliti dalam melihat apakah model testing data yang dilakukan. Nazir (2003:85) mengemukakan bahwa “Desain penelitian harus mengikuti metode penelitian”.Sementara Kerlinger (2004:84) mengemukakan bahwa desain penelitian dibuat untuk menjadikan peneliti mampu menjawab pertanyaan peneliti dengan sevalid,seobjektif,setepat dan sehemat mungkin.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

Pengkajian teori-teori
Penelitian
Observasi lapangan
Analisis
Kesimpulan

C. PROSEDUR PENELITIAN
Prosedur yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Observasi Identifikasi Masalah
Pelaksanaan observasi ini dilakukan untuk menemukan permasalahan serta melakukan wawancara dengan para pengusaha juga dengan mengkaji buku. Berdasarkan hasil observasi, peneliti bersama dengan para pengusaha mengidentifikasi prioritas masalah dari sejumlah masalah yang dihadapi dan segera dicari pemecahannya. Hasilnya bahwa masalah yang selama ini selalu menjadi obsesi para pengusaha, yaitu merancang dan melaksanakan proses yang berkualitas sehingga dapat memperoleh hasil yang baik.

Kegiatan Tindakan
Mendiskusikan rencana penelitian serta pemilihan topik yang akan digunakan dalam penelitian dan waktu pelaksanaan.
Mendiskusikan penguasaan konsep menggunakan pendekatan kontekstual

Rencana Tindakan
Perencanaan penelitian tidak lain adalah gambaran secara mendetail tentang proses penelitian yang akan dilakukan oleh si peneliti untuk dapat memecahkan suatu permasalahan.

Pelaksanaan Tindakan
Problem yang di pecahkan merupakan persoalan praktis yang dihadapi peneliti dalam kehidupan profesi.
Peneliti memberikan perlakuan atau treatment yang berupa tindakan yang terencana untuk memecahkan permasalahan
Adanya langkah berpikir reflektif dari peneliti baik sesudah maupun sebelum tindakan.


INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara .
Observasi
Observasi pada penelitian tindakan mempunyai fungsi mendokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek.
Observasi digunakan untuk memperoleh informasi tentang pola pikir para pengusaha.Observasi dilakukan oleh peneliti,alat yang digunakan adalah pedoman pengamatan kegiatan pembelajaran dan catatan lapangan(field notes).

Wawancara
Wawancara dilakukan secara bebas. Wawancara bebas dilakukan terhadap para pengusaha setelah selesai observasi. Wawancara ini bertujuan memperoleh pandangan tentang pola pikir para pengusaha sehingga menjadi sebagai orang yang dipandang sukses.

TAHAPAN PENGUMPULAN DATA

Sumber Data
Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek darimana data tersebut ( Suharsimi Arikunto, 2006:129 ). Sumber data penelitian adalah sumber data yang diperlukan untuk penelitian baik diperoleh secara langsung ( data primer ) maupun tidak langsung ( data sekunder ) yang berhubungan dengan objek penelitian. 

Sumber data primer
Sumber data primer merupakan sumber data dimana data yang diinginkan dapat diperoleh secara langsung dari subjek yangberhubungan langsung dengan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah seluruh data yang diperoleh langsung dari para pengusaha.

Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data oenelitian dimana subjeknya tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan



BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. Saya Bisa, Saya Berbakat
Hidup ini perjuangan, tidak ada kesuksesan yang diraih tanpa perjuangan. Thomas
Alfa Edison mengatakan kesuksesan terdiri atas 1% kejeniusan dan 99% adalah kerja keras. Manusia yang memiliki cara pandang optimis, akan melihat setiap peluang. Manusia memiliki impian dalam hidupnya, antara impian tersebut ada pola yang berbeda antara orang yang bermental Entrepreneur dengan orang yang hanya bermental karyawan. Orang yang bermental Entrepreneur akan membuat ritme kerja yang bersifat stabil, sementara yang memiliki mental karyawan cenderung menggunakan ”sistem pembenaran”. Sistem pembenaran itu merupakan sistem yang dibuat mindset sendiri dan cenderung dominan untuk melegalisasi berbagai jenis kegagalan. Jika sistem pembenaran ini dijadikan suatu kepercayaan, maka seseorang akan dengan mudah menerima kegagalan sebagai nasib.  Dan jika itu dibiarkan terus menerus, maka kita tidak akan pernah sampai ke puncak kesuksesan. Seorang Enterpreneur tidak menggunakan sistem pembenaran untuk menolak sebuah peluang yang ada, justru dengan sigap mengambil peluang tersebut. Banyak diantara mereka yang pada awalnya ragu, bahkan tidak berbakat dalam sebuah bidang, justru mencoba bidang tersebut. Entrepreneur mempunyai pemikiran praktis, yakni menekankan secara kuat dalam diri bahwa saya bisa. Orang pesimis muncul karena mereka masih dikendalikan pikiran, bukan mengendalikan pikiran seperti Entrepreneur. Pemikiran yang positif inilah membawa ke arah percaya diri tinggi. Dalam teori ” Law of Attraction”-Hukum Tarik Menarik (Rhoda Byrne) dinyatakan bahwa jika kita percaya pada sesuatu dengan kepercayaan yang begitu besar maka alam semesta akan merespon keyakinan kita, sehingga menjadi kenyataan. Keyakinan kita akan memberi sinyal, dan sinyal tersebut menarik reaksi dari alam semesta. Sinyal tersebut juga memengaruhi jiwa, otak, dan semangat dalam bekerja. Teori ini juga sejalan dengan teori ”Mestakung” yang diusung oleh Prof. Johanes Surya. Entrepreneur dengan orang lain pada dasarnya sama-sama mempunyai keraguan pada hal baru, tetapi Entrepreneur berani mencoba, mereka berani gagal, dan mereka dapat belajar dari kesalahan. Serta bekerja keras untuk memperbaiki kesalahan sistem dan memperbaikinya. Manusia lahir dengan potensi yang begitu besar, tetapi potensi tersebut sering hilang karena citra negatif. Salah satunya karena internal dialog. Sebuah penelitian mengatakan, orang bisa melakukan 50000 kali self talk secara sadar maupun tidak sadar dalam sehari. Sebuah penelitian juga mengungkap, ketika menyangkut potensi diri, sebanyak 80% orang yang melakukan internal dialog mengatakan hal-hal yangnegatif pada dirinya sendiri. Survei ini membuktikan adanya internal dialog yang sama pada setiap individu, tetapi Entrepreneur dapat mengubahnya menjadi sistem stimulan tersendiri. Kesuksesan atau menjadi besar itu tidak mungkin didapatkan secara instan, sesuatu yang besar berawal dari yang kecil, dan sesuatu yang kecil berawal dari tidak ada. Oleh karena itu diperlukan pola pikir dan keberanian tersebut untuk menjadikan diri kita seorang entrepreneur yang sukses.
Dalam konsep hubungan antarmanusia, dikenal konsep 3 P, yakni penerimaan, persetujuan, dan penghargaan (Parlindungan Marpaung : 8).
Pertama, seseorang akan menyadari potensi dirinya jika keberadaannya di suatu lingkungan diterima secara optimal. Penerimaan dari lingkungan terhadap seseorang ternyata dapat membuat orang tersebut merasa berharga di tengah lingkungannya.
Kedua adalah persetujuan.  Kesulitan seseorang adalah menyetujui pendapat orang lain yang berbeda dengan dirinya. Sekalipun berbeda, cara terbaik adalah dengan menyetujui dahulu sebelum melakukan perbaikan.
Ketiga, penerimaan dan persetujuan akan menghasilkan hubungan antarmanusia ynag kuat ketika setiap orang menghargai.
Entrepreneur memiliki fokus untuk mengubahnya menjadi tindakan nyata. Dalam konteks tersebut, perubahan ke arah yang lebih baik merupakan modal atau kunci kesuksesan.

IV.2. Saya Bisa, Saya Berminat
John C. Maxwell mengatakan, kata yang paling tidak penting adalah ”Aku”. Kata yang paling penting adalah ”Kita”. Dua kata yang paling penting adalah ” Terima Kasih”. Tiga kata yang paling penting adalah ’Semua sudah dima’afkan(diampuni)”. Empat kata yang paling penting adalah ” Apa sebenarnya pendapat Anda”. Lima kata yang paling penting adalah ” Anda sudah menyelesaikan pekerjaan hebat”. Enam kata yang paling penting adalah ”Aku ingin memahami Anda lebih baik” (Becoming a Person of Influence:1997).
Entrepreneur selalu berani mencoba dan membentuk kematangan berpikir bahwa bisa dalam bidang tersebut. Bahkan mengacu pada Hukum Newton 1 tentang kelembaman, Jika suatu benda diam, maka akan cenderung diam, tetapi jika suatu benda bergerak maka akan cenderung bergerak. Jika berhadapan dengan tantangan baru,  Entrepreneur dapat langsung mengambil peluang tersebut, karena mereka berani mencoba. Sebuah contoh, bisnis bidang kecantikan adalah salah satu bidang yang tidak cocok menurut Martha Tilaar. Tetapi dengan keyakinan bahwa dia dapat melakukannya, kini dia memiliki link internasional dengan omset per tahun mencapai 600 miliar. Padahal Martha Tilaar pun tidak percaya diri, tetapi mengubah mindsetnya bahwa dia dapat melakukannya. Hal yang harus diingat baik-baik adalah kita tidak boleh berdiam diri begitu saja. Waktu terus berlalu, usia kian bertambah. Setiap hari, semakin banyak anak-anak muda baru yang masuk ke dunia kerja. Jadi, daripada menghabiskan waktu dalam menunggu dan menunggu lagi, mengapa tidak berusaha membuka lapangan kerja sendiri? Mengapa tidak mencoba berbagai jenis pekerjaan sambil menunggu pekerjaan ideal Anda tiba?
”Banyak anak-anak muda yang setelah sekali gagal mencoba langsung patah semangat dan merasa putus asa,” kata filosof besar Amerika, Ralph Waldo Emerson, ”Jika seorang anak muda tidak berhasil dalam usaha pertamanya, orang-orang akan langsung memvonisnya sebagai seorang yang gagal. Apabila seorang anak muda lulusan perguruan tinggi ternama di kota New York atau Boston tidak berhasil mendapatkan pekerjaan dalam waktu setahun di salah satu kota besar di Amerika, orang-orang akan menganggap wajar jika dia merasa kecewa dan mengeluh sepanjang hidupnya. Sementara di kota lain, di kota kecil Vermont atau New Hampshire, ada anak muda lain. Dia mencoba berbagai jenis pekerjaan. Mulai dari mengajar, mengelola koran lokal, terpilih sebagai anggota DPR, menjadi walikota, dan begitu seterusnya. Selama bertahun-tahun ia jatuh bangun dalam karirnya. Tapi, seperti kucing, dia selalu jatuh di atas kedua kakinya untuk kemudian bangkit kembali. Anak muda kedua ini jauh lebih unggul dari anak kota pertama. dia tidak menunda hidupnya, tapi aktif menjalani hidupnya. dia tidak hanya memperoleh satu kali kesempatan, tapi memiliki seratus kali kesempatan.”
Seperti Kisah Samuel Vauclain. Ada kisah lain tentang anak muda yang membenci pekerjaannya. Anak muda ini, Sam bekerja di pabrik mekanik. Sam sebenarnya ingin berhenti, tapi dia tidak bisa menemukan pekerjaan lain. Akhirnya, untuk membunuh rasa bosan, Sam dan temannya menciptakan permainan. Mereka berlomba membuat baut sebanyak mungkin. Setelah beberapa lama, karena melihat keuletan Sam, supervisornya menaikkan jabatannya. Hal ini terus berlanjut hingga beberapa tahun ke depan. Tiga puluh tahun kemudian, Samuel Vauclain telah menduduki jabatan tertinggi di perusahaan tersebut, yaitu sebagai presiden Baldwin Locomotive Works. Itu karena Sam ingin mengubah pekerjaan biasa menjadi aktivitas menarik.
Mikhail Csikszentmihalyi, psikolog dari Universitas Chicago, pernah bertemu dengan pekerja pabrik logam di Chicago selatan. ”Hawa di sana saat musim panas benar-benar panas seperti dalam oven,” kata Mikhail, ”dan sangat dingin seperti es ketika musim salju. Suara logam bertalu begitu keras sehingga Anda harus berteriak jika ingin berbicara. Anehnya, orang itu nampak tenang dan terlihat menikmati pekerjaannya. Selama bertahun-tahun, dia mengisi waktunya dengan mempelajari semua mesin yang ada di sana. Dia satu-satunya orang di pabrik yang bisa memperbaikinya. Dia sangat senang apabila diminta memperbaiki mesin-mesin itu. Dia gembira jika semua pekerjaan di pabrik berjalan mulus.”
Menurut Mikhail, sebuah pekerjaan yang baik harus memiliki variasi dan tantangan. ”Seberapa besar variasi ini tergantung sepenuhnya pada cara pandang dan pendekatan yang kita lakukan, bukan berdasarkan kondisi kerja sebenarnya.” Dengan berpikir positif, pekerjaan apapun akan menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Jadi kita harus mencari alternatif pekerjaan lain yang bisa dilakukan. ”Caranya,” menurut Scott McKeen, ”adalah dengan memulai apa saja. Masukilah sebuah bidang pekerjaan dan tentukan apakah hal itu sesuai dengan diri kita atau tidak. Jika tidak sesuai, kita bisa berhenti dan mencoba yang lain. Kegiatan pencarian ini akan terasa menyenangkan.” Bahkan George Bernard Shaw, filosof kenamaan asal Inggris, pernah bekerja sebagai kasir selama sembilan tahun sebelum akhirnya menjadi penulis sukses.

IV.3. Saya Berusaha Sebaik-baiknya
Harun Yahya dalam filmnya menggambarkan, secara fisik keajaiban manusia dapat dilihat dari bentuk tubuh manusia yang ditopang oleh 200 tulang, 500 otot dengan miliaran serat-serat otot dan serat saraf yang panjangnya kira-kira 11 km. Juga pola kerja Jantung selama 24 jam yang berdenyut 103.689 kali, dan darah yang menepuh aliran sepanjang 168.000.000. Semua itu dikendalikan oleh satu organ yang besarnya sebesar kepalan tangan dengan berat kurang lebih 1,5 kg. Dalam satu sel otak jumlahnya setara dengan 167 kali jumlah penduduk bumi. Salah satunya mengacu pada keajaiban dalam diri individu, Entrepreneur tidak ingin menyia-nyiakan waktu. Mereka selalu berusaha sebaik-baiknya. Promod Barata mengatakan, jika manusia mendapat hidup dari Sang Khalik, sehingga hidup 70 tahun, kira-kira pembagian waktunya demikian :
25 tahun untuk tidur
8 tahun untuk studi dan pendidikan
6 tahun untuk istirahat dan sakit
7 tahun untuk liburan dan rekreasi
5 tahun untuk komunikasi
4 tahun untuk makan
3 tahun untuk transisi kegiatan
Jadi, waktu tersisa efektif
12 tahun untuk bekerja (Born to Win : 2002).
Entrepreneur akan mengubah waktu bekerja menjadi 2 kali lipat dan waktu tidur menjadi setengahnya bahkan semakin diminimalisir. Setiap kesempatan selalu diisi dengan tantangan baru, kalaupun masih dalam tantangan sama seorang yang bermental Entrepreneur akan memaksimalkan usahanya. Penelitian Prof. Velfredo Pareto(Laussane) mengemukakan bahwa 20% dari orang-orang, kekuatan alam, input ekonomi atau apa pun yang bisa diukur, biasanya membawa 80% hasil, output atau efek. Richard Koch meneliti bahwa di Inggris, 53 kota terbesar penghuninya sekitar 25.793.036 orang, dan 210 kota berikutnya ditinggali oleh 6.539.772 orang. Fenomena tersebut menunjukan presentast 20/80 yang tepat, yakni 20,2 % kota ditinggali oleh 79,8 % penduduk. Kalkulasinya demikian :
53 dari 263 kota          = 20,2 %
25.793.036 dari 32.332,808    = 79,8%
Di dalam konteks tersebut, tanpa disadari manusia cenderung merasakan 80% kebahagiaan dalam 20% waktu kita. Bahkan, mungkin 80% waktu manusia sehari-hari jika tidak dikelola dengan baik, hanya memberikan dampak 20% kebahagiaan bagi individunya.  Mungkin 80% yang dicapai manusia , kurang dari waktu 20%. Manusia seharusnya menggunakan waktu 20% untuk mendapatkan hasil sebesar 80%. 20% dari prioritas waktu akan memberi 80% hasil (output) jika manusia menggunakan waktu, energi, uang, dan semuanya untuk mencapai 20% prioritas hidup. Teori Hukum Pareto (atau yang dikenal dengan prinsip 20/80) ini sejalan dengan pola pikir Entrepreneur tentang waktu. Yakni menggunakan waktu untuk berusaha sebaik-baiknya, untuk mengasilkan dampak dan manfaat sebesar-besarnya.
Seperti Kisah Harlan A. Howard. Mungkin tidak banyak orang ingin melakukan pekerjaan yang dilakukan Harlan. Saat masih bersekolah, Harlan pernah bekerja di kedai es krim. Pekerjaannya adalah mencuci piring, mengelap meja, dan menyajikan es krim di kantin sekolah. Di saat anak-anak lainnya asyik bermain, Harlan sibuk mengerjakan berbagai tugasnya karena tidak mempunyai pilihan lain. Harlan sebenarnya benci dengan pekerjaannya itu, tapi dia memerlukan uang untuk membiayai sekolahnya. Akhirnya, untuk mengisi waktu luang di kantin, Harlan mencoba belajar segala sesuatu tentang es krim. Ia belajar cara membuat, mengumpulkan bahan, dan sebagainya. Karena sangat tertarik dengan hobi barunya tersebut, selepas SMA, Harlan memutuskan kuliah di jurusan Teknologi Pangan, Massachusetts State College.
Selepas kuliah, sama seperti lulusan baru lainnya, Harlan juga kesulitan memperoleh pekerjaan. Akhirnya, ia memutuskan membuka laboratorium sendiri di rumahnya. Tidak lama berselang, keluar UU baru yang mewajibkan perusahaan susu menghitung tingkat bakteri yang terkandung dalam produk mereka. Karena tidak banyak laboratorium seperti itu di kotanya, empat belas perusahaan susu di sana meminta Harlan dan dua asistennya membantu mengukur tingkat bakteri dalam susu mereka.
Dua puluh lima tahun kemudian, di saat orang-orang yang bekerja di industri makanan sudah pensiun dari jabatannya, diganti anak-anak muda yang jauh lebih pintar dan lebih bersemangat, Harlan masih tetap mengelola laboratorium miliknya. Di saat teman-teman sekelasnya yang biasa membeli es krim kepadanya gagal mendapatkan pekerjaan, menganggur, dan asyik menyalahkan keadaan, Harlan berhasil menjadi pengusaha sukses karena mau belajar dan berusaha.

IV.4. Saya pernah gagal, tetapi saya bisa
”Kualitas pengalaman seseorang bukan diukur dari berapa lama ia melakukan suatu pekerjaan, tetapi berapa banyak ia belajar dan memberi nilai tambah pada pekerjaan tersebut” (No Excuse:280).
Kualitas pengalaman akan semakin berharga apabila bisa menambah nilai lebih atas sebuah pengalaman  dan berusaha menambah pencapaian. Entrepreneur adalah mereka yang berani meningkatkan pengalaman mennjadi lebih baik lagi sepanjang waktu. Mereka tidak puas dengan apa yang didapat, selalu mencoba teknik baru untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Entrepreneur sukses yang bekerja sehari mendapatkan penghasilan 1 juta, akan meningkatkan kerjanya untuk mendapatkan 10 juta, bahkan 100 juta/hari, dan begitulah seterusnya. Orang yang tidak mempunyai pengalaman, tetapi mempunyai motivasi peningkatan prestasi seperti ini akan mudah mengalahkan orang yang mempunyai pengalaman, tetapi tidak ada semangat peningkatan.
 Beberapa sikap yang menjadi ciri-ciri Entrepreneur Sejati adalah :

1.Tekun
Hidup ini penuh dengan kegagalan sekaligus kesuksesan. Sikap penting yang harus dimiliki dalam hal ini adalah terus maju untuk mencapai tujuan.Tekun dan terus mengejar cita-cita yang sudah bulat adalah salah satu sikap yang harus Anda terapkan jika ingin berhasil. 
2.PercayaDiri
Para pengusaha mempunyai percaya diri. Mereka percaya akan kemampuan mereka sendiri, dan mereka berusaha sebaik mungkin untuk mendapat hasil yang terbaik dari kemampuan mereka.
Kita harus siap bersaing di dunia yang kompetitif ini dan penuh persaingan.
3. Toleransi pada Kegagalan
Kita pasti akan menemui kegagalan dalam bidang yang ditekuni. Sukses itu hak dan pilihan kita, tapi gagal itu wajib kita temui. Karena itu, kita harus berani mengambil risiko dan menghadapi apapun yang menghadang jalan. Kita harus berani menghadapi kegagalan dan bangkit lagi, walau kegagalan itu datang berulang-ulang. Belajar dari kegagalan akan mempermudah jalan kita menuju keberhasilan dan kesuksesan.
Kemampuan untuk sukses sebagai pengusaha adalah salah satu pengalaman yang tidak ternilai yang dinikmati seseorang. Melihat produk kita terpajang di rak merupakan hal yang menakjubkan. Mengetahui bahwa produk kita bermanfaat bagi orang lain merupakan hal yang sangat berharga. Di balik penghargaan secara materi, pengetahuan dimana kita bisa mencapai level keberhasilan, dimana orang lain tidak melakukannya merupakan berkah yang signifikan.
Seperti contoh, Kisah Jerry Yang. Penemu mesin pencari Yahoo! Jerry Yang, berhasil menjadi multi milioner pada usia 30 tahun karena ingin belajar dari pengalamannya. Setelah lulus sarjana, Yang berhasil mendapat beasiswa S2 pada jurusan Teknik Elektro Universitas Standford. Ketika keluarganya diterpa masalah keuangan, Yang terpaksa bekerja part time di berbagai macam perusahaan untuk membiayai kuliahnya. Salah satunya adalah menjadi penjaga perpustakaan. ”Di sanalah pertama kali saya belajar cara menyusun informasi secara sistematis”, kata Yang.
Setelah muncul era komputer dan Internet, pengetahuan yang diperoleh Yang saat bekerja di perpustakaan memberinya ide membuat situs pencari di Internet yang mampu menghimpun dan mengkategorisasi semua informasi di Web. Tujuannya agar orang-orang mudah menemukan apa yang dicari.
Idenya yang cemerlang tersebut mengantarkan Yang dan temannya, David Filo, menjadi salah satu orang terkaya di dunia.
Kenapa entrepreneurship penting?
Karena bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai banyak entrepreneur, dan Indonesia memiliki sedikit entrepreneur.
David Osborne dalam buku Reinventing Government mengungkap satu negara menjadi makmur apabila sedikitnya mempunyai 2 % entrepreneur.
Singapura, menurut laporan Global Entrepreneurship Monitor (GEM) memiliki entrepreneur 7,2% dari jumlah penduduk. Padahal tahun 2001 hanya mempunyai 2,1% entrepreneur. Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan mengatakan, persentase penduduk China dan Jepang mencapai 10 %. Sedangkan yang tertinggi adalah Amerika Serikat sebesar 11,5% – 12%.
”Bangsa ini (Indonesia) sulit maju karena minimnya semangat entrepreneurship,” kata Ciputra, pendiri Taman Impian Jaya Ancol ini.
Pada tahun 2007 terdapat lebih dari 740.200 orang lulusan perguruan tinggi yang menganggur. Kondisi ini disebabkan lulusan perguruan tinggi umumnya hanya berorientasi mencari pekerjaan, bukan menciptakan pekerjaan.
Di sisi lain, kekayaan alam Indonesia yang sangat berlimpah tidak dikelola secara optimal. Ini juga karena minimnya semangat entrepreneurship.
Mengutip majalah The Economist, Indonesia merupakan penghasil gas alam kedelapan terbesar di dunia, penghasil batu bara dan emas ketujuh terbesar di dunia, serta penghasil tembaga dan nikel nomor lima dunia. Bahkan, Indonesia juga penghasil karet nomor dua dan minyak sawit nomor satu di dunia. Namun, kekayaan alam yang melimpah ini sampai sekarang masih kurang bisa menyejahterakan rakyat karena minimnya kemampuan entrepreneurship.
Indonesia yang berpenduduk 220 juta jiwa hanya memiliki sekitar 400.000 pelaku usaha mandiri atau sekitar 0,18 persen entrepreneur dari jumlah penduduknya. Indonesia akan maju jika sedikitnya mempunyai empat juta orang entrepreneur.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kang,Teteh... Mangga komentar :